Sejarah Kelam Sepak Bola Indonesia Dengan Tragedi Kanjuruhan Sampai Di Mata Dunia

Duta168 – Ada beberapa tragedi memilukan dalam sejarah sepak bola yang memakan banyak korban jiwa. Salah satunya terjadi di Stadion Kanjuruhan. Stadion Kanjuruhan menjadi venue laga pekan ke-11 antara tuan rumah Arema FC dan tim tamu Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). Bertajuk derbi Jawa Timur, duel Arema FC vs Persebaya berlangsung menarik. Ada lima gol tercipta. Namun, hasil akhir tidak memihak kepada Singo Edan. Arema FC dipaksa menyerah dengan skor 2-3 dari Bajul Ijo. Ini adalah kekalahan kandang pertama Arema FC setelah 23 tahun dari Persebaya. Tak disangka, hasil minor tersebut memancing reaksi keras dari pendukung Arema. Para suporter turun ke lapangan untuk meluapkan rasa kecewa.

Pihak keamanan merespons penonton yang masuk ke lapangan dengan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Namun, hal itu justru memperburuk keadaan. Terjadi kepanikan massa yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dalam keterangan resmi Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, pada Minggu (2/10/2022) kerusuahan Arema vs Persebaya menyebabkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang luka-luka. “Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Malang. Dilihat dari jumlah korban tewas, kerusuhan Kanjuruhan menjadi tragedi terkelam kedua dalam sejarah sepak bola.

Berikut rangkuman lima insiden lainnya di stadion sepak bola yang merenggut banyak korban jiwa:

1. Estadio Nacional, Peru (24/5/1964)

Dikutip dari Football Stadiums, ini adalah tragedi paling kelam sepanjang sejarah sepak bola. Sebanyak 328 orang dilaporkan tewas. Stadion Nasional di Lima, Peru, ini menjadi arena laga kualifikasi Olimpiade 1964 antara Peru dan Argentina. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.
Namun, gol penyama kedudukan Peru dianulir oleh wasit. Hal itu kemudian menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan korban berjatuhan.

2.Accra Sports’ Stadium, Ghana (9/5/2001)

Stadion Accra yang terletak di Kota Accra, Ghana, saat itu menggelar laga derbi antara Hearts of Oak dan Asante Kotoko. Menjelang laga tuntas, Asante Kotoko masih memimpin 1-0. Namun, Hearts of Oak mencetak dua gol balasan sekaligus setelah itu. Tak terima, suporter Asante Kotoko mulai mengambil kursi stadion dan melemparkannya ke lapangan ketika laga tersisa lima menit.
Polisi yang berjaga merespons dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan penonton, hal yang justru membuat kepanikan. Para penonton berhamburan dan berdesak-desakan hingga menimbulkan korban jiwa. Dilaporkan 126 orang tewas akibat kejadian ini.

3. Hillsborough, Inggris (15/4/1989)

Hillsborough bisa dibilang sebagai tragedi paling pilu dalam sejarah sepak bola Inggris karena menyebabkan puluhan nyawa melayang. Tragedi ini terjadi pada laga semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest di Stadion Hillsborough.
Insiden bermula ketika erjadi penumpukan penggemar Liverpool setelah polisi setempat memutuskan membuka dua akses gerbang menuju tribune teras. Namun, pihak kepolisian luput memantau jumlah penonton yang masuk ke dalam tribune tersebut hingga akhirnya terjadi overkapasitas. Kondisi saat itu diperparah dengan adanya pagar pembatas antara tribune dan lapangan sehingga suporter yang berada paling depan terjepit dan tidak bisa menyelamatkan diri. Sebanyak 95 suporter, yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak, tewas dalam insiden tersebut. Jumlah itu bertambah menjadi 97 usai dua korban terakhir, Tony Bland dan Andrew Devine, meninggal dunia pada 1993 dan 2021.

4. National Stadium, Nepal (12/3/1988)

Sebanyak 93 orang tewas di dalam tragedi di Stadion Nasional Kathmandu, Nepal, pada 1988. Insiden mengerikan itu terjadi pada laga Janakpur Cigarette Factory vs Liberation Army. Hujan es tiba-tiba muncul dan menimbulkan kepanikan suporter karena sebagian besar sudut stadion tidak beratap. Suporter berdesakan saat berusahan menyelamatkan diri hingga akhirnya menimbulkan banyak korban jiwa.

5. Mateo Flores National Stadium, Guatemala (16/10/1996)

Lebih dari 80 suporter tewas terinjak-injak dalam kerusuhan di laga Kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala vs Kosta Rika di Guatemala City. Tragedi ini disebabkan banyaknya pemalsuan tiket yang membuat stadion dihadiri penonton yang melebihi kapasitas.

Sumber :
Kompas





Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *