Indonesia catat lebih banyak kasus Covid-19 daripada India, Brasil

Duta168 News – Indonesia telah muncul sebagai pusat virus global baru setelah menyalip Brasil dan India awal bulan ini dalam jumlah kasus dan kematian Covid-19 harian.
Indonesia mencatat 45.416 penyakit virus corona (Covid-19) baru pada hari Minggu untuk melindungi Brasil, India, dan Amerika Serikat dari infeksi baru-baru ini, menurut Worldometer. Selama periode yang sama, 38.091 kasus Covid-19 dilaporkan di Brasil, 39.742 di India, dan 37.245 di Amerika Serikat. Namun, dalam hal jumlah infeksi dan kematian, Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara besar: 3.166.505 kasus dan 83.279 kematian.

Indonesia telah muncul sebagai pusat virus global baru setelah menyalip Brasil dan India awal bulan ini dalam jumlah kasus dan kematian Covid-19 harian. Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa kasus Covid-19 telah melonjak menjadi sekitar 40.000 sehari setelah turun dari 56.000 pada 15 Juli. Jumlah korban tewas tetap pada tingkat rekor.
Presiden Joko Widodo pada hari Minggu melonggarkan pembatasan Covid-19 selama seminggu lagi hingga 2 Agustus, meskipun tingkat penyakit virus corona tinggi setelah hampir sebulan pembatasan. Perintah Widodo datang meskipun ada peringatan dari para ahli bahwa pelonggaran pembatasan dapat memicu gelombang epidemi baru di negara ini.
Di bawah pesanan baru, pasar tradisional untuk produk tradisional akan dibuka, karena toko non-makanan dan toko ritel lainnya akan dapat beroperasi dengan setengah kapasitas untuk jam yang lebih pendek. Warung dan restoran dapat tetap makan di luar, tetapi dengan protokol yang sangat ketat.
Luhut Panjaitan, penanggung jawab koordinasi penanggulangan pandemi di daerah, mengatakan selama tahap keempat, langkah-langkah paling ketat telah diterapkan di 95 kota dan provinsi di Jawa dan Bali. Pusat perbelanjaan dan department store akan dapat beroperasi hingga pukul 17.00 dengan kapasitas 25%. Itu tunduk pada pembatasan tersier di 33 kota dan kabupaten.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak Indonesia untuk menerapkan Covid-19 ekstrem yang lebih ketat, dan para ahli mengatakan pencabutan pembatasan akan mengakibatkan lebih banyak kematian di negara ini.
“Pembatasan diharapkan akan diberlakukan setidaknya selama empat minggu, dan [pemerintah] harus meningkatkan pengujian, pengawasan, dan pengobatan untuk hasil yang optimal,” kata ahli epidemiologi Indonesia Dicky Budiman dari AFP kepada AFP, Minggu, dari Universitas Griffith di Australia. “Pokoknya sama saja tidak ada pembatasan,” katanya.